Ketika menulis tulisan ini saya teringat kenangan saat saya mengalami cidera lutut di tahun 2007. Kejadian tersebut terjadi saat saya tiba di jogjakarta untuk menjalani tes ujian masuk jalur penelusuran bibit unggul di Universitas Negeri Yogyakarta. sebenarnya tes nya itu baru akan dilakukan esok pagi, Namun karena takut grogi atau nervous saya dengan irul (teman 1 kampung) menjajal lapangan sepakbola UNY (old field) pada pagi itu. hal yang tidak diinginkan pun terjadi. saat saya melompat atau heading, saya mengalami salah jatuh, sehingga menyebabkan terjadi Patellofemoral pain syndrome. Patellofemoral pain syndrome terjadi ketika tulang rawan patella mendapat beban berlebih karena terlalu banyak digunakan (seringkali disebabkan oleh aktivitas yang tinggi) atau sebagai hasil dari keseimbangan pergerakan yang buruk.
Tentu rasa kecewa dan frustasi bermunculan akibat hal tersebut. Jangankan untuk bermain bola, untuk ditekuk atau berjalan normal saja sakitnya luar biasa. Tes keterampilan mahasiswa baru pun tiba, dengan sisa semangat yang ada saya tetap menjalani tes tersebut. David leay test dan beep test pun saya hadapi di pagi itu. akhirnya saya pun lulus dan diterima di UNY. Namun tentu saja tidak cukup sampai disitu, selama setahun kedepan saya berjuang menjalani perawatan cidera ini dengan sangat hati-hati. karena jika salah dalam perawatan dapat mengakibatkan cidera kambuhan. satu tahun kemudian saya akhirnya dinyatakan sembuh total oleh rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. dan mimpi saya menjadi pemain sepakbola profesional saya mulai dengan babak baru di PSS U-21 Sleman.
buat temen-temen yang baca artikel ini dan sedang mengalami cidera lutut dan ingin berkonsultasi dengan saya bagaimana penyembuhannya, saya siap melayani. tanpa dipungut biaya apapun. :)
Namun berikut tips perawatan cidera secara umum:
Saat ini saya masih sering mendengar asumsi mengenai perawatan pasca cidera yang salah. sebagian besar masyarakat masih menggunakan terapi cidera ala warisan nenek moyang kita dulu yakni HARM (Heat, Alcohol, Running dan Massage) atau lebih jelasnya di kompres dengan air hangat atau panas, lalu di bawa ke tukang urut tradisional. SALAH !!!
Perawatan yang tepat sebaiknya diberikan RICE (Rest, Ice, Compression dan Elevation).
- Rest (istirahat) adalah untuk mengurangi energi yang dibutuhkan di daerah yang terkena cedera agar terhindar dari peningkatan aliran darah ke daerah tersebut yang tidak perlu.
- Ice (Es) dapat membantu terjadinya vasokontriksi pembuluh darah sehingga dapat mengurangi perdarahan dan akumulasi jaringan parut yang tidak perlu. Es harus segera diberikan sesudah terjadinya cedera selama 20 menit setiap 3-4 jam.
- Compression (tekanan) yaitu dengan pembalutan, tapi harus diyakini pembalutan ini tidak terlalu ketat. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi pembengkakan,
- Elevation (meninggikan) yaitu meninggikan tungkai bawah agar lebih tinggi dari jantung, sehingga aliran darah lebih cepat kembali ke jantung. Sehingga dapat mengurangi pembengkakan dan perdarahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar